Jayalah Indonesiaku olahraga supaya menjadi sehat
Sehat itu keren
Sehat itu aku
Sehat itu sukses
Sehat itu pahlawan
Berbadan sehat impianku.
PERENANG PUTRI TAMPIL. DI KEJUARAAN DUNIA AKUATIK
KAZAN, SENIN — Arena kolam renang Kejuaraan Dunia Akuatik 2015 Kazan, Rusia, benar-benar menjadi panggung bagi para perenang putri, Senin (3/8). Tiga rekor dunia mereka tumbangkan, salah satunya rekor yang telah bertahan sejak enam tahun lalu.
Perenang Hongaria Katinka Hosszu berkompetisi dalam final cabang 200m individual medley di Aquatics World Championships, Kazan, Russia, Selasa (3/8)
Mmm
Perenang putri Hongaria, Katinka Hosszu, tampil paling impresif di nomor 200 meter gaya ganti. Ia mencatat waktu 2 menit 06,12 detik atau lebih cepat 0,03 detik dari rekor sebelumnya yang dicetak Ariana Kukors dari Amerika Serikat pada Kejuaraan Dunia 2009 di Roma.
Meski Hosszu hanya mampu mempertajam 0,03 detik, pencapaian itu dianggap mengagumkan. Pasalnya, Hosszu mencapai waktu terbaiknya itu di era ketika pakaian renang neoprene yang membantu kecepatan perenang telah dilarang.
Kukors yang mencetak rekor lama di Kejuaraan Dunia 2009 di Roma masih menggunakan pakaian renang yang dibuat dengan teknologi "kulit hiu" itu.
"Sejujurnya saya hanya mencoba untuk berenang secepatnya," ujar Hosszu yang juga mempertahankan rekor 400 meter gaya ganti perorangan putri di Kazan.
"Tentu saja, rekor juga saya pikirkan. Itu tujuan saya. Akan tetapi, sebelum perlombaan, saya hanya berusaha melakukan yang terbaik dan berenang secepat mungkin dan ternyata saya memecahkan rekor. Ini sempurna," katanya.
Sebelumnya, dua perenang putri lainnya, yakni Katie Ledecky dan Sarah Sjostrom, juga mencetak rekor dunia yang baru. Ledecky, perenang remaja AS, mempertajam rekor dunia 1.500 meter gaya bebas putri atas namanya sendiri pada babak penyisihan.
"Saya merasa berenang dengan mudah. Saya sangat terkejut bisa melakukannya," ujar Ledecky yang juga memegang rekor 800 meter gaya bebas putri.
Perenang yang baru menyelesaikan SMA-nya di Maryland itu sudah delapan kali mencetak rekor dunia selama kariernya, empat kali di antaranya di nomor 1.500 meter.
Di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri, Sjostrom tampil "perkasa". Ia mencetak rekor baru di babak semifinal dengan catatan waktu 0,15 detik lebih cepat dari rekor lama. "Saya telah menunggu enam tahun untuk memecahkan rekor pribadi saya dan akhirnya berhasil mempertajam sepersekian detik," ujar Sjostrom yang merebut medali emas setelah finis pertama di babak final, diikuti perenang Denmark, Jeanette Ottesen, dan perenang Tiongkok, Lu Ying.
Pertarungan di gaya dada
Arena renang Kazan akan kembali menjadi pertaruhan gengsi para perenang putri, Selasa (4/8). Di nomor 100 meter gaya dada putri, perenang Rusia, Yuliya Efimova, akan bersaing dengan juara Olimpiade, Ruta Meilutyte dari Lituania, untuk memperebutkan emas.
Efimova, yang baru kembali bertanding setelah 16 tahun menjalani hukuman karena doping, sejauh ini difavoritkan menjadi juara. Di semifinal, perenang tuan rumah itu mencatat waktu tercepat 1 menit 05,6 detik.
Meilutyte yang memegang rekor dunia di nomor ini membuntuti di belakangnya dengan selisih waktu hanya 0,04 detik. Ia masih memiliki peluang terbuka untuk mengungguli Efimova.
Di nomor 100 meter gaya punggung putri, perenang Emily Seebohm dari Australia diunggulkan memenangi emas keduanya di Kazan. Dia mencatat waktu tercepat di babak penyisihan dengan 58,56 detik. Juara Olimpiade dan juara dunia Missy Franklin dari AS berada di urutan kedua tercepat dengan selisih waktu hanya 0,86 detik lebih lambat. Dia mengalahkan Seebohm dua tahun lalu di Barcelona.
Di bagian putra, Adam Peaty mencatatkan diri sebagai orang Inggris pertama yang berhasil menjadi juara dunia dalam 40 tahun terakhir. Juara dunia terakhir dari Inggris adalah David Wilkie yang memenangi nomor 100 meter dan 200 meter gaya dada tahun 1975 di kejuaraan dunia di Kolombia.
Peaty memenangi nomor 100 meter gaya dada dengan catatan waktu 58,52 detik. Posisi kedua ditempati juara Olimpiade Cameron van der Burgh dari Afrika Selatan. Ia finis 0,07 detik lebih lambat dari Peaty. Perunggu direbut perenang Inggris, Ross Murdoch.
"Saya tidak menyangka bisa melakukannya saat ini. Akan tetapi, final kejuaraan dunia dan Olimpiade perlu diraih. Dan, saya membawa pulang medali emas malam ini," ujar perenang berusia 20 tahun itu.
Peaty berjuang keras menaklukkan Van der Burgh. Juara dunia baru itu terpacu berenang lebih cepat setelah melihat Van der Burgh berbalik dengan mulus memimpin pada 50 meter kedua. "Saya berbalik dan melihat kakinya dan saya merasa sudah benar. Saatnya untuk mengejar dia," ujar Peaty.
"Setelah melewati garis 25 meter, dia masih memimpin. Jadi, saya sedikit ragu, tetapi saya ingat bahwa saya telah dilatih untuk menaklukkan momen seperti ini dan saya menjadi yang terbaik," ujarnya.
Di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra, Florent Manaudou memenangi titel 50 meter gaya kupu-kupu putra. Ini adalah emas keduanya di Kazan. Sebelumnya ia merebut emas 4 x 100 meter gaya ganti bersama tim Perancis.
Selasa ini, pertarungan di bagian putra akan mempertemukan lagi perenang jarak jauh dari Tiongkok, Sun Yang, dan Ryan Lochte dari AS di nomor 200 meter gaya bebas putra. Di semifinal, Sun Yang finis di posisi kedua di belakang Lochte, pemegang 15 medali emas kejuaraan dunia. (AFP)
PERENANG PUTRI TAMPIL. DI KEJUARAAN DUNIA AKUATIK
KAZAN, SENIN — Arena kolam renang Kejuaraan Dunia Akuatik 2015 Kazan, Rusia, benar-benar menjadi panggung bagi para perenang putri, Senin (3/8). Tiga rekor dunia mereka tumbangkan, salah satunya rekor yang telah bertahan sejak enam tahun lalu.
Perenang Hongaria Katinka Hosszu berkompetisi dalam final cabang 200m individual medley di Aquatics World Championships, Kazan, Russia, Selasa (3/8)
Mmm
Perenang putri Hongaria, Katinka Hosszu, tampil paling impresif di nomor 200 meter gaya ganti. Ia mencatat waktu 2 menit 06,12 detik atau lebih cepat 0,03 detik dari rekor sebelumnya yang dicetak Ariana Kukors dari Amerika Serikat pada Kejuaraan Dunia 2009 di Roma.
Meski Hosszu hanya mampu mempertajam 0,03 detik, pencapaian itu dianggap mengagumkan. Pasalnya, Hosszu mencapai waktu terbaiknya itu di era ketika pakaian renang neoprene yang membantu kecepatan perenang telah dilarang.
Kukors yang mencetak rekor lama di Kejuaraan Dunia 2009 di Roma masih menggunakan pakaian renang yang dibuat dengan teknologi "kulit hiu" itu.
"Sejujurnya saya hanya mencoba untuk berenang secepatnya," ujar Hosszu yang juga mempertahankan rekor 400 meter gaya ganti perorangan putri di Kazan.
"Tentu saja, rekor juga saya pikirkan. Itu tujuan saya. Akan tetapi, sebelum perlombaan, saya hanya berusaha melakukan yang terbaik dan berenang secepat mungkin dan ternyata saya memecahkan rekor. Ini sempurna," katanya.
Sebelumnya, dua perenang putri lainnya, yakni Katie Ledecky dan Sarah Sjostrom, juga mencetak rekor dunia yang baru. Ledecky, perenang remaja AS, mempertajam rekor dunia 1.500 meter gaya bebas putri atas namanya sendiri pada babak penyisihan.
"Saya merasa berenang dengan mudah. Saya sangat terkejut bisa melakukannya," ujar Ledecky yang juga memegang rekor 800 meter gaya bebas putri.
Perenang yang baru menyelesaikan SMA-nya di Maryland itu sudah delapan kali mencetak rekor dunia selama kariernya, empat kali di antaranya di nomor 1.500 meter.
Di nomor 100 meter gaya kupu-kupu putri, Sjostrom tampil "perkasa". Ia mencetak rekor baru di babak semifinal dengan catatan waktu 0,15 detik lebih cepat dari rekor lama. "Saya telah menunggu enam tahun untuk memecahkan rekor pribadi saya dan akhirnya berhasil mempertajam sepersekian detik," ujar Sjostrom yang merebut medali emas setelah finis pertama di babak final, diikuti perenang Denmark, Jeanette Ottesen, dan perenang Tiongkok, Lu Ying.
Pertarungan di gaya dada
Arena renang Kazan akan kembali menjadi pertaruhan gengsi para perenang putri, Selasa (4/8). Di nomor 100 meter gaya dada putri, perenang Rusia, Yuliya Efimova, akan bersaing dengan juara Olimpiade, Ruta Meilutyte dari Lituania, untuk memperebutkan emas.
Efimova, yang baru kembali bertanding setelah 16 tahun menjalani hukuman karena doping, sejauh ini difavoritkan menjadi juara. Di semifinal, perenang tuan rumah itu mencatat waktu tercepat 1 menit 05,6 detik.
Meilutyte yang memegang rekor dunia di nomor ini membuntuti di belakangnya dengan selisih waktu hanya 0,04 detik. Ia masih memiliki peluang terbuka untuk mengungguli Efimova.
Di nomor 100 meter gaya punggung putri, perenang Emily Seebohm dari Australia diunggulkan memenangi emas keduanya di Kazan. Dia mencatat waktu tercepat di babak penyisihan dengan 58,56 detik. Juara Olimpiade dan juara dunia Missy Franklin dari AS berada di urutan kedua tercepat dengan selisih waktu hanya 0,86 detik lebih lambat. Dia mengalahkan Seebohm dua tahun lalu di Barcelona.
Di bagian putra, Adam Peaty mencatatkan diri sebagai orang Inggris pertama yang berhasil menjadi juara dunia dalam 40 tahun terakhir. Juara dunia terakhir dari Inggris adalah David Wilkie yang memenangi nomor 100 meter dan 200 meter gaya dada tahun 1975 di kejuaraan dunia di Kolombia.
Peaty memenangi nomor 100 meter gaya dada dengan catatan waktu 58,52 detik. Posisi kedua ditempati juara Olimpiade Cameron van der Burgh dari Afrika Selatan. Ia finis 0,07 detik lebih lambat dari Peaty. Perunggu direbut perenang Inggris, Ross Murdoch.
"Saya tidak menyangka bisa melakukannya saat ini. Akan tetapi, final kejuaraan dunia dan Olimpiade perlu diraih. Dan, saya membawa pulang medali emas malam ini," ujar perenang berusia 20 tahun itu.
Peaty berjuang keras menaklukkan Van der Burgh. Juara dunia baru itu terpacu berenang lebih cepat setelah melihat Van der Burgh berbalik dengan mulus memimpin pada 50 meter kedua. "Saya berbalik dan melihat kakinya dan saya merasa sudah benar. Saatnya untuk mengejar dia," ujar Peaty.
"Setelah melewati garis 25 meter, dia masih memimpin. Jadi, saya sedikit ragu, tetapi saya ingat bahwa saya telah dilatih untuk menaklukkan momen seperti ini dan saya menjadi yang terbaik," ujarnya.
Di nomor 50 meter gaya kupu-kupu putra, Florent Manaudou memenangi titel 50 meter gaya kupu-kupu putra. Ini adalah emas keduanya di Kazan. Sebelumnya ia merebut emas 4 x 100 meter gaya ganti bersama tim Perancis.
Selasa ini, pertarungan di bagian putra akan mempertemukan lagi perenang jarak jauh dari Tiongkok, Sun Yang, dan Ryan Lochte dari AS di nomor 200 meter gaya bebas putra. Di semifinal, Sun Yang finis di posisi kedua di belakang Lochte, pemegang 15 medali emas kejuaraan dunia. (AFP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar